Kamis, 31 Mei 2012

Agar Rizki Menjadi Barokah


Saudaraku. Jangan risau oleh tidak tercapainya harta yang engkau inginkan. Namun risaulah dengan rizki apabila ia tidak barokah.
Rizki yang barokah akan mencukupi segalanya. Dia mengundang banyak kebaikan, sehingga kebaikan itu berkumpul jadi satu untuk memenuhi kebutuhan seorang hamba. Dunia baik, akhirat baik. Perhatikanlah ini. Agar keberkahan terwujud dan kekal, ada dua aspek yang perlu kita upayakan. Yaitu, bagaimana cara menjemput keberkahan, dan bagaimana cara memelihara keberkahan.

MENJEMPUT KEBERKAHAN


                Untuk menjemput keberkahan hidup, Allah ta’ala telah memfirmankan,”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik…” (QS. An-Nahl : 97).
                Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang dinaungi keberkahan. Dari ayat tersebut dijelaskan, ada dua hal substansi agar seseorang bias meraih keberkahan dalam hidupnya. Yaitu iman dan amal sholeh.

IMAN
                Dalam konteks mencari rizki, menjemput keberkahan dimulai dari keimanan kita kepada Allah bahwa Dialah Yang Maha Memberi Rizki. Allah Yang Maha Menetapkan Rizki hamba-hamba-Nya dan tidak satupun dapat mengelak dari ketetapan tersebut. “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan rejeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rizki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.” (QS. Ar-Ruum : 37)
                Menjemput rizki barokah, dimulai dari sini. Bekerjalah anda sekalian, seraya tetap mengenakan pakaian keimanan kepada Allah. Berusahalah semaksimal mungkin, namun hati tetap dalam keadaan meyakini bahwa Allah yang mengatur, menyiapkan dan memberikan Rizki kepada Anda. Jangan mengeluh dengan apa yang tidak tercapai dan jangan sombong dengan apa yang sudah diraih. Karena semua rizki adalah pemberian dari Allah.

KESHALIHAN MUAMALAH
                Berikutnya dalam menjemput rizki barokah, adalah bermuamalah dengan baik. Perhatikan secara serius kehalalannya yang meliputi aspek-aspek berikut :
  • Kehalalan Dzatnya.
Allah berfirman, “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang selpat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al Maidah : 3).
  • Kehalalan Proses Memperolehnya.
Dzatnya mungkin sudah halal, tapi proses memperoleh rizki tersebut haram sehingga rizki itu pun menjadi haram. Dalam hal ini jelas-jelas tidak barokah harta yang diperoleh dari mencuri, korupsi, mengambil hak orang lain, suap, dan palsu memalsu.
                Jujurlah dalam jual beli. Karena tidak akan barokah juga jual beli dengan menipu. Rasulullah bersabda, “Dua orang yang saling berjual beli punya hak untuk saling memilih selama mereka tidak saling berpisah, maka jika keduanya saling jujur dalam jual beli bagi keduanya, dan apabila keduanya saling berdusta dan saling menyembunyikan aibnya maka akan dicabut barokah jual beli dari keduanya” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i).
  • Tidak Judi atau Spekulasi.
Dalam hal ini kegiatan spekulasi seperti berjudi dan bermain jual beli mata uang asing (foreign exchange) hukumnya haram dan keuntungan yang diperoleh dari haltersebut tidak akan barokah.
  • Tidak Riba.
Menikmati riba hari ini memang seperti hal yang lumrah. Tapi kalau kita takut kepada siksa akhirat, hindarilah uang-uang haram dan perilaku melipatgandakan hutang-piutang ini. Allah ta’ala berfirman, “dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (QS. An,Nisa 161).

MEMELIHARA KEBERKAHAN
                Setelah kita menjalankan usaha dengan keimanan dan cara yang shalih, maka dipastikan rizki yang anda bawa pulang akan memberi keberkahan kepada Anda dan keluarga. Selanjutnya, rizki itu harus dijaga dan dirawat keberkahannya. Seperti tumbuhan, apabila ia tak dipelihara, maka yang semula subur bias menjadi kering. Rizki yang semula barokah bias tidak barokah karena ada hak orang lain yang belum kita tunaikan.
                Ketahuilah, merawat rizki agar barokah adalah dengan menunaikan zakat dan memperbanyak sedekah. “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 261).
                Termasuk juga mendatangkan keberkahan adalah keridhaan kita menafkahi keluarga. Jadi tumbuh cepatnya harta kita bukan semata dari hasil usaha. Aliran rizki kita untuk nafkah di jalan Allah-lah yang membuat harta itu tidak hanya berkembang tapi juga semakin barokah. Sedang harta barokah akan mendatangkan kesehatan, kemakmuran, pergaulan yang baik, kemudahan beramal sholeh dan jauh dari kesempitan.
                Wallahu A’lam bisshowab.


Origin : Nurul Hayat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Statistik