Saudaraku.
Jangan risau oleh tidak tercapainya harta yang engkau inginkan. Namun risaulah
dengan rizki apabila ia tidak barokah.
Rizki yang
barokah akan mencukupi segalanya. Dia mengundang banyak kebaikan, sehingga
kebaikan itu berkumpul jadi satu untuk memenuhi kebutuhan seorang hamba. Dunia
baik, akhirat baik. Perhatikanlah ini. Agar keberkahan terwujud dan kekal, ada
dua aspek yang perlu kita upayakan. Yaitu, bagaimana cara menjemput keberkahan,
dan bagaimana cara memelihara keberkahan.
Untuk
menjemput keberkahan hidup, Allah ta’ala telah memfirmankan,”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik…” (QS. An-Nahl : 97).
Kehidupan
yang baik adalah kehidupan yang dinaungi keberkahan. Dari ayat tersebut
dijelaskan, ada dua hal substansi agar seseorang bias meraih keberkahan dalam
hidupnya. Yaitu iman dan amal sholeh.
IMAN
Dalam
konteks mencari rizki, menjemput keberkahan dimulai dari keimanan kita kepada
Allah bahwa Dialah Yang Maha Memberi Rizki. Allah Yang Maha Menetapkan Rizki
hamba-hamba-Nya dan tidak satupun dapat mengelak dari ketetapan tersebut. “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa
Sesungguhnya Allah melapangkan rejeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia
(pula) yang menyempitkan (rizki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.” (QS.
Ar-Ruum : 37)
Menjemput
rizki barokah, dimulai dari sini. Bekerjalah anda sekalian, seraya tetap
mengenakan pakaian keimanan kepada Allah. Berusahalah semaksimal mungkin, namun
hati tetap dalam keadaan meyakini bahwa Allah yang mengatur, menyiapkan dan
memberikan Rizki kepada Anda. Jangan mengeluh dengan apa yang tidak tercapai
dan jangan sombong dengan apa yang sudah diraih. Karena semua rizki adalah
pemberian dari Allah.
KESHALIHAN MUAMALAH
Berikutnya
dalam menjemput rizki barokah, adalah bermuamalah dengan baik. Perhatikan
secara serius kehalalannya yang meliputi aspek-aspek berikut :
- Kehalalan Dzatnya.
Allah
berfirman, “Diharamkan bagimu (memakan)
bangkai, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,
yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang
buas, kecuali yang selpat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala.” (QS. Al Maidah : 3).
- Kehalalan Proses Memperolehnya.
Dzatnya
mungkin sudah halal, tapi proses memperoleh rizki tersebut haram sehingga rizki
itu pun menjadi haram. Dalam hal ini jelas-jelas tidak barokah harta yang
diperoleh dari mencuri, korupsi, mengambil hak orang lain, suap, dan palsu
memalsu.
Jujurlah dalam jual beli. Karena
tidak akan barokah juga jual beli dengan menipu. Rasulullah bersabda, “Dua orang yang saling berjual beli punya hak
untuk saling memilih selama mereka tidak saling berpisah, maka jika keduanya
saling jujur dalam jual beli bagi keduanya, dan apabila keduanya saling
berdusta dan saling menyembunyikan aibnya maka akan dicabut barokah jual beli
dari keduanya” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i).
- Tidak Judi atau Spekulasi.
Dalam
hal ini kegiatan spekulasi seperti berjudi dan bermain jual beli mata uang
asing (foreign exchange) hukumnya
haram dan keuntungan yang diperoleh dari haltersebut tidak akan barokah.
- Tidak Riba.
Menikmati
riba hari ini memang seperti hal yang lumrah. Tapi kalau kita takut kepada
siksa akhirat, hindarilah uang-uang haram dan perilaku melipatgandakan
hutang-piutang ini. Allah ta’ala berfirman, “dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan
yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara
mereka itu siksa yang pedih.” (QS. An,Nisa 161).
MEMELIHARA KEBERKAHAN
Setelah kita
menjalankan usaha dengan keimanan dan cara yang shalih, maka dipastikan rizki
yang anda bawa pulang akan memberi keberkahan kepada Anda dan keluarga. Selanjutnya,
rizki itu harus dijaga dan dirawat keberkahannya. Seperti tumbuhan, apabila ia
tak dipelihara, maka yang semula subur bias menjadi kering. Rizki yang semula
barokah bias tidak barokah karena ada hak orang lain yang belum kita tunaikan.
Ketahuilah,
merawat rizki agar barokah adalah dengan menunaikan zakat dan memperbanyak
sedekah. “Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus
biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah :
261).
Termasuk
juga mendatangkan keberkahan adalah keridhaan kita menafkahi keluarga. Jadi tumbuh
cepatnya harta kita bukan semata dari hasil usaha. Aliran rizki kita untuk
nafkah di jalan Allah-lah yang membuat harta itu tidak hanya berkembang tapi
juga semakin barokah. Sedang harta barokah akan mendatangkan kesehatan,
kemakmuran, pergaulan yang baik, kemudahan beramal sholeh dan jauh dari
kesempitan.
Wallahu A’lam bisshowab.
Origin : Nurul Hayat
Origin : Nurul Hayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar